Jumat, 21 September 2012

jurnal 5

by HARMIATI, M.Si.


MODEL PENCEGAHAN DAN PENANGANAN BALITA GIZI BURUK
MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU


Oleh:  Harmiati *)

Abstrak
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan  balita gizi buruk antara lain; perawatan gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Balita gizi buruk yang mendapat bantuan sebagian besar dapat disembuhkan, tetapi kasus-kasus baru muncul kadang kala lebih banyak, sehingga seolah-oleh pencegahan dan penanganan tidak berhasil karena jumlah kasus anak balita gizi buruk belum dapat ditekan secara berarti.
Oleh sebab itu, diperlukan pemberdayaan orang tua balita gizi buruk yang setara antar pemerintah, masyarakat dan pihak lain sebagai fasilitator, karena setiap orang mempunyai kearifan yang perlu dibangkitkan dan dihargai dalam proses pencegahan dan penanganan kasus anak balita gizi buruk,  melalui kegiatan pemberian pengetahuan, wawasan, harga diri, kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kreasi orang tua balita gizi buruk tentang pengasuhan anak balita, pengolahan pangan lokal bergizi dan pemberian asupan gizi secara Beragam, Bergizi dan Berimbang (3B) sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak balita, maka pencegahan dan penanganan kasus anak balita gizi buruk dapat berarti.

link download lengkap

jurnal 4

by HARMIATI, M.Si.


OTONOMI DAERAH DAN PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN


Oleh: Harmiati


   
                                 Dosen FISIPOL
Universitas Prof. DR. Hazairin, SH
Jln. Jend A.Yani Kota Bengkulu

Abstrak

Pembangunan ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari otonomi daerah, untuk menunjang keberadaan pangan sampai ke tingkat rumah tangga. Permasalahan fundamental yang dihadapi pemerintah daerah dalam peningkatan ketahanan pangan a) kebijakan dan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan, b) penataan dan pemanfaatan lahan pertanian, c) lumbung pangan, dan d) pemanfaatan pangan lokal. Dalam pembuatan kebijakan ketahanan pangan perlu memperhatikan berbagai pertimbangan teknis, ekonomis, dan sosial, baik dalam hal penataan lahan pertanian, program diversifikasi pangan lokal, dan pemanfaatan lumbung pangan, guna peningkatan ketahanan pangan dalam era otonomi daerah.

jurnal 3




KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
ANAK BALITA GIZI  BURUK
DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU


Harmiati 1)
 Dosen Fisipol Universitas Prof. DR. Hazairin, SH Bengkulu
Beberapa faktor yang menyebabkan gizi buruk pada anak balita, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung berkaitan dengan pemberian makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung berasal kondisi sosial ekonomi dan lingkungan.
Karakteristik sosial ekonomi  orang tua yang memiliki anak balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang yang diteliti adalah; usia orang tua (ibu), jumlah anak, jumlah tanggungan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kondisi rumah, dan sanitasi lingkungan sangat memprihatinkan, karena tingkat fertilitas tinggi, jumlah tanggungan keluarga relatif banyak, pendidikan rendah bahkan angka buta hurup relatif tinggi, pekerjaan sebagai petani dengan lahan sempit serta tidak punya akses modal, penghasilan kurang dari Rp.1.000.000,- kondisi rumah sebagian lantai tanah, dinding bambu, sarana untuk MCK menggunakan air sungai yang tidak dilindungi dengan bahaya pengotoran.